Oleh: Elizabeth Claudia
Pertama
kali saya dipertemukan dengan PENA adalah saat Open House II Psikologi tahun 2012.
Namun jujur aja, rasanya saat itu PENA tidak mempunyai daya tarik apapun terhadap saya,
padahal saat itu stand PENA menjadi stand yang paling besar, luas, dan
paling menarik perhatian. Saat itu saya sudah memfokuskan diri saya pada satu
organisasi lain yang ingin saya ikuti dan organisasi tersebut bukanlah PENA.
Saya bertemu
dengan seorang teman saya yang merupakan anggota PENA, dan meminta saya untuk
bergabung. Saat itu saya hanya ‘iya- iya’ saja tanpa benar- benar merasakan passion dan ketertarikan untuk benar-benar ikut PENA.
Saat
saya mengikuti pembekalan PENA, di hari pertama saya mulai berpikir: “Hey... this
is not too bad, kok.” Saya mulai merasa nyaman dengan para anggotanya. Selama kegiatan pembekalan tersebut, saya mulai mengerti passion dan value dari
PENA; rasanya tidak asing sih, mengingat saya sudah aktif dalam organisasi
sosial seperti ini sejak saya SMA.
Nah, di hari kedua, sisi kemanusiaan saya mulai
digelitik. Ada perasaan tak sabar untuk bertemu dengan anak- anak bersituasi khusus yang
mulai keluar dari diri saya. Rasanya saat itu saya mulai berpikir bahwa saya berada di
organisasi yang tepat!
Hari ketiga, adalah hari dimana saya akhirnya berpikir
bahwa organisasi ini akan menjadi ‘rumah’ yang baik bagi saya selama menjadi
mahasiswa psikologi. It was then, I found my little family.
“You
must remember, family is often born of blood, but it doesn't depend on blood.
Nor is it exclusive of friendship. Family members can be your best friends, you
know. And best friends, whether or not they are related to you, can be your
family.”
― Trenton Lee Stewart, The Mysterious Benedict Society
― Trenton Lee Stewart, The Mysterious Benedict Society
Setelah secara official bergabung. saya pun mulai aktif dalam beberapa kegiatan yang
dilaksanakan oleh PENA. Rasa rasa kekeluargaan di antara anggotanya makin kuat seiring dengan
pengalaman yang saya rasakan bersama PENA! Tidak hanya itu, komitmen saya pribadi juga seakan- akan dikuatkan ketika saya
akhirnya menjadi salah satu pengurus PENA periode 2013.
Banyak hal
yang terjadi selama proses itu, dan tentunya banyak pula kejadian yang sempat membuat saya
ingin mundur. Namun pemikiran bahwa PENA adalah keluarga saya membuat saya
tidak ingin mengecewakan teman-teman sesama anggota.
Perjalanan
saya menjadi pengurus tidaklah semudah yang saya kira; banyak hal yang terjadi. Ada banyak
masalah eksternal, juga masalah akademis saya... Jujur, masalah- masalah tersebut
hampir menyebabkan saya menyerah. Namun dukungan dari pengurus- pengurus lain,
khususnya dari teman-teman yang satu divisi saya which is Divisi Pendampingan, membuat saya tetap bertahan sampai
saat ini.
“If
you have good friends, no matter how much life is sucking , they can make you
laugh.”
― P.C. Cast
― P.C. Cast
Sudah
satu tahun saya menjadi anggota PENA... Banyak perubahan, banyak pembelajaran
dan pengalaman yang didapatkan yang membuat perasaan bahwa 'PENA adalah keluarga saya' masih terus berkembang.
“Real
friends do care about you, they do worry about you, and they LOVE to spend time
with you! Real friends are like family, you ride together and you die
together.”
― Mikel Musial
Saat
ini, bila saya ditanya apa makna PENA bagi saya, maka saya akan menjawab: An
organization, a place to learn, and a family... A really big family.
There are families that we are born into, and there are families that we build out of our circle of friends. While their faces may change over the course of our lives, the joy they bring us remains constant.
- Elisabeth Claudia
Be more C.A.R.E!