Haalooooo, oke ini first time gue sharing cerita tentang pengalaman, kesan, pesan, dan pelajaran. Kayak pepatah tak kenal maka tak sayang, jadi gue kenalan dulu deh ya hehe, nama sebenernya gue Liza, tapi biasa dipanggil Ijah semenjak kuliah di atma *kenapa gue dipanggil Ijah, bisa ditanya personal aja ya ke gue, gausah gue ceritain di sini, itupun kalo ada yang penasaran haha :p* Tahun ini gue dipilih jadi project leader acara eksternal PENA 2015 SABUN (Sehat dan Bersih untuk Anak). Dan inilah ceritakuu....
Awalnya sebenernya gue bener-bener nggak kepikiran untuk ikut kepanitiaan eksternal PENA waktu itu. Terus ditawarin sama salah satu BPH PENA, gue udah nolak dengan berbagai alasan, tapi akhirnya yaudah bilang mau. Dipilih jadi ketua acara, nggak pernah terpikir sedikit pun, bahkan terlintas di otak gue aja nggak pernah. Pas kepilih, gue sangat nggak yakin sama diri gue sendiri, ragu, takut, cemas, dan pesimis.
Jadi seorang ketua acara adalah beban tersendiri buat gue,
karena jadi ketua acara means orang yang bertanggungjawab sama acaranya, orang yang mengatur semua kegiatan ini, orang yang bisa diandalkan untuk mengambil keputusan, dan gue rasa semua itu benar-benar nggak tepat buat gue. Akhirnya keputusan jadi ketua tetap gue terima dengan pikiran ini akan jadi kepanitiaan terakhir di PENA. Tema awal acara yang diberikan oleh BPH PENA sebenernya adalah cita-cita dan belum ada latar belakang, fenomena, apalagi urgensinya. Mencari fenomena, urgensi, dan bikin latar belakang bukan hal yang gampang dan bikin stress. Tapi akhirnya temanya berubah dan muncullah tema kebersihan dan kesehatan, jadilah tema ini yang dibuat untuk acara.
Lagi-lagi nyusun latar belakang bukan hal yang gampang, butuh kemauan yang bener-bener gedeee. Di saat semua orang sedang bersenang-senang di liburan semester, menikmati ramainya malam tahun baru bersama keluarga dan mungkin pacar, *tapi BPH SABUN masih pada jomblo sih hehehe :D* BPH SABUN harus revisi terus-terusan latar belakang proposal. Singkat cerita terbentuklah latar belakang acara dan proposal, dengan berbagai kesulitan, perbedaan pendapat, dan effort yang gede banget (sampe harus mengejar tanda tangan dan revisi ke Tangerang loh hehehe).
Satu kata menurut gue yang bisa gambarin kepanitiaan ini adalah infinite (tak terbatas). Butuh effort yang tak terbatas, harapan yang tak terbatas, kerja sama yang tak terbatas, rasa optimis yang terbatas, cinta yang tak terbatas, terima kasih yang tak terbatas, maaf yang tak terbatas, dan bahkan doa yang tak terbatas juga. Hubungan antar panitia mungkin bisa dibilang love and hate in the same time. Semua panitia pasti ngerasain suka dan duka, kesel sama diri sendiri bahkan sama panitia lain, dan pasti unek-unek yang mungkin sudah atau belum terungkapkan. Karena hal itu terbentuklah satu inisiatif dari Jesslyn dan Irene (wakil ketua dan sekretaris SABUN yang kecee) yang gue bahkan nggak pernah pikirin yaitu membuat sesi HUGS di tengah-tengah rapat pleno terakhir. Sesi HUGS menurut gue adalah salah satu hal yang paling berkesan, terharu, menangis, meluap-luap, bikin makin deket juga, permintaan maaf, pokoknya semua suka dan duka bisa disampein di sini, dan ada banyak pelukan yang terjadi di sesi ini hehe.
Tantangan yang rasanya timbul-tenggelam terjadi mulai dari pembentukan konsep acara yang harus revisi berkali-kali, dana yang cukup banyak dalam waktu yang singkat, jualan yang gencar sampe hutang numpuk, beda pendapat, kesel-keselan, tempat acara yang berubah beberapa minggu sebelum acara, rumah singgah yang batal ikut seminggu sebelum acara, perlengkapan dan persiapan acara yang belum lengkap dan rampung sehari sebelum acara, sampe akhirnya bahagia dan gembira karena acara ini bisa terlaksana sesuai harapan (ya walupun ada beberapa yg miss, manusia nggak ada yang sempurna lah ya hehe :p).
Akhir cerita gue mau ngucapin beribu-ribu terima kasih buat Tuhan yang tak terbatas pertolongan-Nya. Beratus-ratus terima kasih buat temen-teman panitia, cewek-cewek yang pantang menyerah, tangguh, nan cantik yang nggak jarang mengeluh, tapi bisa bertahan dan akhirnya survive menerjang semuanya, I love you fuuullll ( Makasi banyak juga buat semua pihak yang udah mau susah-susah ngebantu, khususnya BPH PENA yang udah banyak bantuin, kasih saran, kritikan, dan nggak bosen-bosen kasih revisi. Terima kasih juga untuk semua pengurus PENA yang mau disusahin, para pembicara, MC, moderator, PASAK, dan PP. Gue dapet banyak banget pelajaran dari kepanitiaan ini yang bener-bener nggak pernah gue lupain, belajar jadi orang yang lebih terstruktur dan bisa ambil keputusan, belajar lebih berani berbicara di depan umum (kasih kata sambutan salah satu yang bikin stressful pas hari H (), belajar lebih sabar, belajar bertahan dalam situasi yang stressful, belajar banyaakk pokoknya. Jadi bagian dari kepanitiaan SABUN adalah salah satu pelajaran paling bermakna karena emang nggak akan pernah keulang untuk kedua kalinya hehehe :D and it’s an honor for me to be part of this project ( Satu quotes yang bikin gue pada akhirnya nggak nyesel jadi bagian dari kepanitian SABUN, yang semoga bisa bikin panitia lain juga akhrinya nggak nyesel jadi bagian dari panitia SABUN hehe :”)
“Life becomes more meaningful when you realize the simple fact, that you’ll never get the same moment twice.” -Unknown-